-->
Friday 26 April 2013

:: berita aktuall :: Korban Terus Bertambah, Hampir 300 Orang Tewas Akibat Ambruknya Rana Plaza

Detik.com, Dhaka, - Korban jiwa terus bertambah akibat runtuhnya gedung bertingkat delapan di Bangladesh. Sejauh ini, korban tewas telah mencapai hampir 300 orang, namun diperkirakan ratusan orang lainnya masih terjebak dalam reruntuhan bangunan Rana Plaza tersebut.

Sebanyak 62 orang berhasil ditemukan selamat pada Kamis, 25 April malam menyusul insiden yang terjadi pada Rabu, 24 April tersebut. Pejabat pemerintahan setempat, Jahangir Kabir Nanak mengatakan, jumlah korban jiwa sejauh ini telah mencapai 292 orang.

Namun penasihat Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengatakan, korban jiwa diperkirakan bisa mencapai hingga 350 orang.

Sebabnya, saat ini ada sekitar 300 hingga 400 orang yang dikhawatirkan masih terperangkap di dalam puing-puing bangunan pabrik-pabrik garmen tersebut.

"Beberapa orang masih hidup di bawah reruntuhan dan kami berharap untuk menyelamatkan mereka," kata wakil direktur dinas pemadam kebakaran Mizanur Rahman seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (26/4/2013).

Saat kejadian, lebih dari 3 ribu orang berada di dalam gedung Rana Plaza yang terletak di kota Savar, sekitar 30 kilometer dari ibukota Dhaka. Hingga saat ini, sekitar 2.300 orang telah berhasil selamat, setidaknya separuh dari mereka mengalami luka-luka.

Seorang pejabat industri mengatakan, sebanyak 3.122 orang, kebanyakan wanita pekerja garmen, berada di gedung tersebut saat kejadian. Padahal sebelumnya otoritas telah mengingatkan bahwa struktur gedung tersebut tidak aman menyusul ditemukannya retak-retak pada bangunan tersebut.

Menurut Mohammad Atiqul Islam, presiden Asosiasi Eksportir dan Manufaktur Garmen Bangladesh (BGMEA), para pemilik lima pabrik yang berlokasi di gedung tersebut telah mengabaikan peringatan asosiasi agar tidak beroperasi pada Rabu (24/4) lalu. Sebabnya, retakan-retakan telah ditemukan di gedung tersebut sehari sebelumnya.

"Kami minta untuk tidak membuka pabrik-pabrik... dan sampai Anda mendapatkan lampu hijau, jangan buka pabrik," kata Islam kepada Reuters. "Namun sayangnya mereka melanggar instruksi kami," imbuhnya.

(ita/nrl)

Powered by Blogger.

Blog Archive

Translate